Jumat, 24 Oktober 2008

Jika Dokter Mengatakan "Tidak Ada Harapan"

Sebuah cerita by: agussyafii

Di rumah bercat putih itu saya diundang oleh satu keluarga. Ibu dari
pemilik rumah itu cukup ramah. Hari itu kehadiran saya untuk memenuhi
undangan tasyakuran. Sambil menunggu tamu lainnya datang saya
mendengarkan penuturan sang ibu. Katanya sejak setahun yang lalu
suaminya terbaring koma dirumah sakit. hampir seminggu dua kali
dirinya dan putrinya selalu menjenguk kondisi suaminya tidak berubah.
Kesembuhan suaminya kata dokter, "tidak ada harapan." Bahkan sang
dokterpun sudah menyerah. selalu saja sang ibu menyakini "Alloh al
Musta'an." (Allohlah tempat meminta pertolongan).

Sampai suatu hari ditengah kunjungannya melihat posisi tidur suaminya
mulai berubah. tanda-tanda tersadar nampak dari gerakan. terbuka
kelopak matanya membuat derai airmatanya bercururan. akhirnya alat
bantu pernapasannya juga dicopotnya. Dokter terheran bagaiamana
mungkin ini bisa terjadi.

"Doa apa yang ibu mohonkan untuk kesembuhan bapak?" tanya saya.

"Saya pergi mengunjungi rumah anak yatim, membantu dan mengurus orang
tuanya yang janda sedang sakit dengan tujuan bertaqarrub kepada Alloh.
supaya Alloh SWT memberikan kesembuhan kepada suami saya." Jawabnya.
Dengan mata yang berkaca-kaca, ibu itu mengatakan, "Alloh tidak
menyia-nyiakan harapan dan doa saya."

Dari cerita itu saya memahami bahwa ibadah sholat, doa, dan
mengeluarkan shodaqoh dan bertaqarrub kepada Alloh dengan kita
membantu orang lain yang sedang kesusahan.Maka Alloh SWT akan
menyelesaikan masalah kita sebab hanya Allohlah sang penolong kita.

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka
itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS Al Baqarah
2:186).








0 komentar:

Posting Komentar

dimohon isi komentar anda, Syukur ada yang mau ngasih kritik yang membangun, untuk membangun silaturahmi