Minggu, 15 Juli 2018

No Bar

Fenomena piala dunia saat ini mengahadirkan banyak hiburan dadakan, salah satunya adalah NoBar atau Nontong Bareng yang biasanya di adakan di cafe atau rumah makan atau mungkin oleh organisasi kemasyarakatan. Nobar tentunya tidak hanya bertujuan memberikan tontonan kepada komunitas dari penyelenggara tapi tujuan utama NoBar pastinya promo, entah itu promo produk atau menu atau promo tempat dan bisa juga promo diri.
Seandainya kegiatan NoBar diselenggarakan untuk masyarkat umum tentunya baik sehingga masyarakat bisa nonton bareng semua, tapi kalau NoBar hanya untuk kalangan tertentu bagaimana.
Nobar untuk kalangan tertentu seandainya itu diselenggarakan oleh organisasi atau pihak swasta tentu sah-sah saja sebagai media promosi, tapi bagaimana kalau intitusi penerintah menyelenggarakan NoBar tapi untuk kalangan tertentu saja bahkan mungkin hanya untuk pejabat atau pengusaha yang dekat dengan pejabat saja ?
Untuk melaksanakan NoBar tentu butuh biaya minimal ya listrik dan mungkin quota untuk streaming seandainya pemerintah yang melaksanakan dan tidak untuk masyarakat umum apa itu masuk kedalam anggaran belanja, apa biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan itu sah ?.
Nobar seperti itu tentunya ini bukan sinisme atau apa tapi yang jelas ada maksud lain dari acara itu karena pembiayaan bukan untuk masyarakat tapi tidak lebih dari promosi diri kepada pejabat diatasnya, ben keton apiklah.
Kasihan masyarakat, uang negara dalam APBD digunakan bukan untuk hal penting untuk membangun masyarakat tapi digunakan untuk membangun kedekatan dengan atasan atau pejabat, kebutuhan masyarakat tidak terakomodir tapi keinginan bos pasti terakomodir, mana yang lebih penting kebutuhan masyarkat atau keinginan bos ???

0 komentar:

Posting Komentar

dimohon isi komentar anda, Syukur ada yang mau ngasih kritik yang membangun, untuk membangun silaturahmi