Sabtu, 09 April 2005

NILAI SPORTIVITAS

Dalam beberapa tahun terakhir kehidupan masyarakat kita, berita yang sampai
dihadapan kita selain berbagai bencana, musibah dan wabah penyakit adalah
banyak terjadinya tindak kekerasan, baik itu tawuran antar warga, tawuran
antar pelajar dan mahasiswa, atau bahkan kekerasan dalam rumah tangga antara
suami dan istri yang diakibatkan oleh saling menyalahkan.

Demikian juga kalau membaca dan menonton berita di media masa, dalam
panggung politik bangsa Indonesia, seringkali ditandai dengan para tokohnya
yang saling menyalahkan, tidak mau menerima kritikan, tidak mau mengakui
kesalahan sendiri dan senang melempar tanggungjawab ke orang lain, sering
mencari kambing hitam dari perbuatan salah yang dilakukannya, dll.

Intinya semua itu menandakan bahwa masalah sportivitas menjadi semakin
mendesak bagi masyarakat dan bangsa ini. Hal ini menandakan bahwa semakin
menurunnyanya nilai-nilai sportivitas dan moral individu dalam kehidupan
ini. Banyak orang tidak lagi mau mengakui kesalahan yang dilakukannya,
kemudian mau mengkritik dirinya sendiri yang kemudian diikuti dengan
melakukan evaluasi diri. Tetapi malah mengembangkan sikap menyalahkan orang
lain dan senang mencari kambing hitam atas kesalahan yang dilakukannya.

Apa sesungguhnya sportivitas yang dimaksudkan disini ? Yakni memiliki
kesediaan melakukan pengakuan kesalahan atas tindakan salah yang
dilakukannya. Pengakuan kesalahan secara ksatria dan bertanggung jawab
penuh atas kesalahannya, itulah yang dinamakan sportivitas. Mengakui
kesalahan dan menerima kekalahan dengan lapang dada dan tidak mencari
kambing hitam dalam tindakan salah yang dilakukannya adalah akhlak utama
yang mungkin saat ini makin langka ditemukan.

Nilai-nilai utama sportivitas sesungguhnya adalah memiliki sikap lapang
dada, mau menerima kritik dan saran, dan mengakui kesalahan diri sendiri.
Dalam konteks praktik sportivitas, bisa kita saksikan pada diri para
pemain-pemain bola profesional yang namanya sudah mendunia. Demikian juga
dapat kita saksikan dalam diri para pembalap motor GP atau pembalap mobil F1
yang namanya mendunia. Dalam olahraga nilai-nilai utama itu menjadi
keniscayaan yang juga seharusnya juga diimplementasikan di seluruh bidang
kehidupan manusia.

Nilai sportivitas seperti ini, kini sangat relevan untuk selalu dibumikan
dalam usaha meningkatkan kualitas diri pribadi menjadi lebih tinggi. Apalagi
ditengah bangsa Indonesia yang sedang mengalami krisis seperti ini. Banyak
nilai utama dari sportivitas yang sejatinya dapat menjadi inspirasi dan
praktik nyata dalam kehidupan keseharian kita, sehingga dapat meminimalisasi
penyimpangan dalam masyarakat (seperti korupsi, illegal loging,
penyalahgunaan dana APBD, dll).

Dengan mengembangkan nilai-nilai sportivitas individu, selanjutnya
diharapkan, penyimpangan-

penyimpangan yang sudah begitu akut di tengah
masyarakat bisa diminimalisasi. Sebab, akhlak utama selalu tecermin dalam
kehidupan pribadi, sosial, berbangsa, dan bernegara sehingga setiap pribadi
merupakan inspirator dan motivator, sekaligus teladan yang baik dan rahmat
bagi semesta alam.


Sumber: Nilai Sportivitas Oleh Eko Jalu Santoso, Penulis Buku "The Art of
Life Revolution" terbit 1 Pebruari 2007 di toko-toko Gramedia, Founder
Motivasi Nurani Indonesia.