Ketika terjadi banjir seorang yang meras dirinya sangat dekat dengan tuhan terus berdoa di dalam rumah, waktu itu air sudah didepan pintu, tetangga mengajaknya untuk mengungsi namun dia tidak mau dia pasrah dan menerima kehendak Yang Kuasa, kemudian air mulai masuk kedalam rumah dia pindah keatas sofa dan terus berdo’a, lagi – lagi tetatangga yang hendak pergi mengungsi mengajaknya pergi, namun dia tetap keukeuh tidak mau dan dengan jawaban yang sama, air makin naik dan dia naik keatas meja lalu berdoa, kali ngga ada yang mengajak dia untuk mengungsi, lama – lama air terus naik dan akhirnya dia berhenti berdo’a dan berteriak minta tolong, tapi semua sudah terlambat, tetangga sudah tidak ada semua sudah mengungsi dan akhirnya dia mati tenggelam.
Apa yang bisa kita ambil dari cerita diatas, “Pasrah” atau “putus asa” ? sering kita salah mengartikan dan menempatkan kata pasrah, padahal itu bukan pasrah tapi putus asa, seorang pengangguran yang menunggu panggilan kerja dari satu perusahaan yang dia kirimi lamaran tanpa mencoba untuk mencari ke perusahaan lain apakah itu disebut pasrah.
Menurut saya pasrah adalah dimana kita selalu berdoa kepada tuhan tapi kita terus berusaha untuk mendapatkan apa yang kita do’akan, tapi kalau kita hanya terus berdoa’a tanpa berusaha saya pikir itu adalah putus asa.
“Sesungguhnya tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali atas usaha mereka”. Jadi apa yang kita lakukan saat ini adalah jalan untuk meraih apa yang kita inginkan apapun keinginan itu, kita bermalas – malasan karena kita tidak punya keinginan.
0 komentar:
Posting Komentar
dimohon isi komentar anda, Syukur ada yang mau ngasih kritik yang membangun, untuk membangun silaturahmi