Kemarin sewaktu aku pulang dari LT3 prudential di gedung kosgoro aku naik bus mayasari sari bakti
jurusan Blok M - Cikarang, emang ngga biasanya aku pulang LT langsung buru - buru cari mobil
tapi karena kulihat langit makin gelap dan kebetulan juga jakarta habis hujan ya mending aku cepet - cepet
cari kendaraan. Pikirku kalau sudah di kendaraan mau hujan ya seterah.
Akhirnya gerimis mulai turun cemas juga sih, aku nunggu di seberang halte busway bung karno, dan akhirnya
hujan turun juga dan pas mayasari 121 muncul. ya akhirnya dapat juga kendaraan. Singkatnya setelah naik
aku langsung cari tempat duduk yang pas biar bisa tidur, dan benar akupun tertidur.
Sedang asyiknya tidur tiba - tiba kaget dan terbangun, suara petir itu ternyata datang dari mulut seorang seniman
sastra jalanan. saya coba dengerin sastra yang sedang dia bawakan, saya pikir isinya sangat menyentuh tentang
pencarian tuhan.
saya berpikir seandainya hal itu bukan diungkapkan melalui seorang pengamen melainkan oleh seorang
ulama atau pemuka agama, saya yakin penumpang bisa akan menangis, tapi kenyataannya lain padahal isinya
adalah benar - benar menyentuh.
Mungkin kalau kita jujur, kapan sih kita benar - benar paham dan percaya akan adanya tuhan ????? kita bilang kita
percaya tuhan, tapi kenyataannya kita sering melakukan hal - hal yang jelas - jelas dilarang tuhan. Kita mengaku
beragama tapi lebih banyak karena keturunan. kita lebih takut miskin dari pada takut kepada tuhan, kita lebih senang
mendekati atasan dari pada mendekati tuhan. Lalu apa maksudnya kita percaya akan tuhan ???
Kita tahu hukuman akan amarah tuhan lebih besar dan lebih menakutkan dari pada hukuman negara maupun atasan kita
tapi kenapa kita tidak pernah merenung agar jiwa kita bisa sesekali benar - benar bertuhan.
0 komentar:
Posting Komentar
dimohon isi komentar anda, Syukur ada yang mau ngasih kritik yang membangun, untuk membangun silaturahmi