Ada sebuah ungkapan yang harusnya dapat menjadi renungan kita semua, “Kemerdekaan adalah perolehan dari para pejuang, diisi oleh para pejuang dan dinikmati oleh para pecundang”. Sangat ironi memang tapi hal ini memang telah dan sedang terjadi disebuah Negara yang disebut Indonesia.
Belajarlah dari para pemimpin dunia. Rasulullah telah menjadi fenomena dunia sepanjang zaman. Dua Umar telah menunjukan derajatna sebagai pemimpin dunia. Dari mereka keindahan hidup dunia telah ditebarkan dan disambut oleh jutaan barisan umat pecinta kebenaran. Prinsip mereka adalah menjadi yang pertama merasakan penderitaan jika rakyatnya menderita dan yang paling akhir merasakan kebahagiaan jika rakyatnya bahagia.
Kemenangan hakiki itu bukan untuk kepentingan diri sendiri melainkan jalan yang harus ditempuh untuk memenangkan kebenaran diatas kebatilan. Mungkin kemenangan hakiki akan menyisakan kesempitan dunia, tapi akan menghadirkan kelapangan akhirat yang kekal. Kemenanga hakiki itu menuntut pengorbanan yang banyak sebagaimana pengorbanan yang telah dilakukan oleh pahlawannya. Tapi niscaya pengorbanan itu akan menciptakan kedamaian bagi generasi mendatang.
Seperti kisah nabi yusuf yang memiliki visi yang sangat cerdas menjadi cermin keberhasilan masa depan.
“ Hai yusuf, orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh sapi yang gemuk gemuk yang dimakan oleh tujuh sapi yang kurus kurus, dan tujuh bulir gandum yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering agar aku kembali keorang orang itu, agar mereka mengetahuinya”.
Yuduf berkata supay kamu bertanam tujuh tahun lamanya sebagaimana biasa, maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit yang kamu makan. Kemudian sesudah itu akan dating tahun yang amat sulit, yang menhabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimas itu mereka memeras anggur. (QS Yusuf : 46,49)
Dan raja berkata “Bawalah Yusuf padakuagar aku memilih dia sebagai orang yang rapat padaku”. Maka takkala raja bercakap – cakap dengan dia, dan dia berkata,”sesungguhnya kamu mulai hari ini menjadi orang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya pada sisi kami”.
Berkata Yusuf,”Jadikanlah aku bendaharawan negar (Mesir), sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan.”
Dan demikianlah kami memberikan kedudukan kepada Yusuf dinegeri mesir. (Dia berkuasapenuh) pergi menuju kami saja dia kehendaki dan kami tidak menyianyiakan pahal orang yang berbuat baik. Dan sesungguhnya pahal diakhirat itu lebih baik bagi orang – orang yang beriman dan selalu bertaqwa” (QS Yusuf: 53 57)
0 komentar:
Posting Komentar
dimohon isi komentar anda, Syukur ada yang mau ngasih kritik yang membangun, untuk membangun silaturahmi