Senin, 26 Februari 2007

Windows XP di Komputer kecil

Windows XP yang biasanya berjalan lancer dikomputer yang memiliki spec yang lumayan gede ternyata bias juga diinstall dikomputer yang minim loh, ya ngga minim – miim banget. Namanya windows XP yang dilangsingkan ya so pasti ada beberapa component yang ngga dipakai, ya itu wajar lah kalau pengin outputnya ringan ya pasti beban dikurangin ya to, gitu aja kok repot.

Ok, Kembali ke laptooop. Berapa sih spec yang digunakan?, sebelum aku lanjutin kamu tahu nama windowsnya ? ya diberi nama Mini XP atau Tiny XP sesuai sekali dengan kondisinya. Spec yang dibutuhin berapa sih ? gini saya pernah coba installs tuh Tiny XP dikomputer Pentium 1 RAM 64, lancer euy.

Hasil instalasinya pun ngga terlalu memakan space hardisk, Cuma sekitar 400 MB kok dan RAM nya pun ngga kemakan abis. Tau dari mana ? ya dari task manager donk. Meskipun namanya Tiny XP tetap task manager ngga diilangin. Kalau di Task manager process yang berjalan itu Cuma 13 process, gila nggak? Macan.

Tapi jangan senang dulu, Windows ini (maksudnya yang saya miliki ) bermasalah dengan yang namanya printer, doi nggak mau nginstall printer berkali – kali aku add printer tetap ngga bergeming. Hal ini dapat terjadi karena waktu pembuatannya tidak menyertakan driver printer.

Terus dimana sih bisa dapetin itu Tiny XP? Ya cari pake google, tapi kebanyakan yang ada di internet itu torrent file, jadi kamu harus punya torrent client, missal bit torrent atau yang lain. Selain download torrent kalau ngga salah di rapidshare.de ada, tapi nggak tahu apa masih atau udah di remove.

Ada cara lain untuk ngedapetin Tiny XP caranya kamu bikin tuh OS Tiny XP, tapi kamu harus punya CD Windows XP, terus kamu harus punya yang namanya Nlite tapi sebelum kamu download Nlite kamu harus download dulu net framework versi 2.0. Kenapa harus pake windows XP ? Ya jelas harus pake dong kan kita mau bikin Tiny XP kalau pake kedelai itu kalau kita bikin tempe. Windows XP hanya sebagai resource sedangkan tools untuk membuang component digunakan nlite.

Untuk lebih afdol kamu download TinyXP.zip, cari tuh file di google, disitu ada petunjuk untuk memodifikasi Tiny XP, Untuk membuat TinyXP caranya cukup mudah.

1. Install Net framework 2.0

2. Install Nlite

3. Masukan CD Windows XP

4. Execute nlite

5. Follow instruksi yang ada

6. Burn file Tiny XP kedalam CD

File hasil nlite itu formatnya ISO jadi entar installnya tinggal masukin CD ke cd Room set boot sequence pada BIOS terus install dech. Waktu nginstall juga cepat ngga samapi 20 menit kok.

Ok Choy

Internet dan Listrik

Anda pasti tahu kabel listrik kan ? Wah kebangetan deh kalau ngga tahu, anda tahu jaringan kabel listrik kan harus tahu juga donk, kalau akunya jangan ditanya, so pasti tahu lah 3 tahun sekloah listrik kalau sampai ngga tahu ya percuma ijazah STM ku donk. Terus maksdunya apa sih nanya tentang jaringan listrik ? entar ya tunggu dulu.

Kamu pasti tahu internet kan ? kalau ngga tahu ngga mungkin kan kamu dah buka blog ini, ini kan bagian internet juga. Kamu tahu ngga kalau jaringan internet sama jaringan listrik hamper memiliki kesamaan ? maksoed loe ? Gini jaringan internet dan jaringan listrik sebenarnya sama – sama digunakan untuk mengirimkan sinyal, bedanya internet mengirimkan data dan informasi sedang jardis (Jaringan Distribusi Listrik) Mengirimkan enegri listrik ke pelanggan.

Ternyata jaringan listrik dapat digunakan untuk jaringan internet loh, sueer dech. Teknologi penggabungan akses data berbasis IP dengan jaringan listrik dikenal dengan istilah Power Line Connection (PLC). Sebenarnya konsep menggunakan akses internet berkecepatan tinggi dengan memanfaatkan jaringan listrik bukan barang baru di negara-negara maju seperti Inggris, Amerika dan Australia. Jauh sebelumnya, bahkan sudah ada upaya untuk mengimplementasikan teknologi ini. Namun sempat terhambat karena ketidakmampuan mengatasi solusi ekonomis dalam menyaring kadar noise listrik yang melekat pada kabel-kabel listrik.

Berkat riset dan inovasi terbaru, masalah tersebut dapat teratasi dengan dikenalnya PLC. Dengan PLC, pelanggan aliran listrik dengan mudah mengakses internet dengan menyambungkan PC dan telpon Anda ke modem yang terhubung ke listrik. Di Indonesia saat ini yang menggunakan teknologi PLC ini adalah anak perusahaan PLN yaitu PT. Indonesia Comnet plus ( Icon + ).

Untuk dapat digunakan sebagai jaringan akses internet maka ada beberapa media tambahan yang harus disiapkan, jadi nggak langsung asal colok ke jaringan listrik yang ada ya kamu jadi kaya don king. Namun kayaknya untuk saat ini kita sebagai wong cilik belum bisa menikmati PLC dirumah kita, why ? yak arena perangkat tambahan yang harus digunakan itu ya muahal harganya cooy. Alat tersebut mungkin baru bias dinikmati oleh perusahaan yang memiliki konsep grid jaringan listrik dan utilitas serta infra struktur yang sesuai, ya nggak heran lah kalau Icon + bisa menggunakannya. Dan untuk memperoleh jasa wireless operator PLC harus memiliki licensi ( wah kaya windows saja ya?)

Konsep dasar yang harus diingat adalah bahwa PLC merupakan satu pemanfaatan distribusi komunikasi voice dan data melalui media listrik bertegangan rendah. Teknologi ini jauh lebih efisien dibandingkan dengan pengguna kabel pada umumnya, karena dengan teknologi ini pemilik rumah dapat mengakses internet, VoIP, telepon dan menonton acara televisi pada saat bersamaan tanpa harus menggunakan kabel tambahan.

Namun dalam implementasinya, untuk masuk ke dalam fungsi wireless perlu diperhatikan interoperability-nya dan jaringan eksisting yang ada. Di dalamnya termasuk masalah noise terutama yang datang dari motor power dan lampu floresen dan radiasi RF, masalah regulasi (lisensi), dan masalah EMC (electromagnetic compatibility), yaitu sinyal frekuensi tinggi yang mempunyai tendens untuk "meloncat" dari rangkaian. Adanya EMC ini sangat berbahaya bagi mahluk hidup (biological system).

Teknologi ini juga diyakini hanya dapat bertahan hidup pada jaringan distribusi tegangan relatif rendah (11 kv atau kurang) dari transmormer substation ke tempat pelanggan. Ini berarti bahwa infrastruktur jaringan telekomunikasi konvensial yang mahal harus disedikan untuk setiap substation. Jadi, sepertinya kita memang harus bersabar untuk bisa berinternet dan menelpon lewat jaringan kabel listrik.

Paradigma pengembangan karier

Karier merupakan sesuatu yang amat penting dalam kehidupan pribadi maupun sosial seseorang. Dalam konsultasi karier di Kompas banyak pertanyaan berkisar pada pengembangan karier, baik dari kalangan non manajer maupun manajer. Misalnya: Saya sekarang sudah bekerja di suatu jabatan selama 5 tahun, kapan waktu yang tepat untuk pindah jabatan atau naik jabatan? Bagaimana meningkatkan karier dalam situasi bisnis yang tidak menentu? "Organisasi tempat saya bekerja tidak memungkinkan saya untuk naik pangkat, apakah yang harus saya lakukan dalam pengembangan karier saya?

Pandangan Tradisional


Dalam pandangan tradisional, pengembangan karier merupakan tanggung jawab suatu organisasi yang menyiapkan karyawan dengan kualifikasi dan pengalaman tertentu, agar pada waktu dibutuhkan organisasi sudah memiliki karyawan dengan kualifikasi tertentu. Pengembangan karir dalam pandangan tradisional sifatnya paternalistik, dari atas kebawah dan tersentralisasi. Jadi yang dilakukan karyawan adalah bekerja sebaik mungkin, mengikuti semua pelatihan yang diberikan, menunggu kesempatan kenaikan jabatan, dan biasanya menurut saja menduduki jabatan yang ditawarkan oleh perusahaan. Pengembangan karier tradisional pada umumnya berupa kenaikan karier secara vertikal dari satu jenjang pekerjaan tertentu ke jenjang berikutnya. Jadi seseorang diharapkan mendalami suatu bidang pekerjaan tertentu kemudian menduduki jabatan manajerial.

Pengembangan karier yang sifatnya vertikal dimungkinkan karena bentuk organisasi yang sifatnya hirarkis/birokratis. Pengembangan karier tradisional kurang memberikan kesempatan kepada seseorang yang memiliki kompetensi teknikal yang tinggi namun tidak memiliki kemampuan manajerial., karena tidak tersedia jalur spesialis. Namun beberapa perusahaan besar yang mempunyai sistem pelatihan dan pengembangan yang terintegrasi memberikan kesempatan kepada para karyawannya untuk pindah jalur profesi atau memberikan kesempatan kepada karyawannya menjadi generalis.


Tantangan Lingkungan Bisnis

Tantangan eksternal seperti globalisasi, persaingan, kemajuan teknologi, tuntutan pelanggan, mendorong suatu organisasi untuk berubah. Situasi ekonomi serta persaingan yang tajam mendorong organisasi melakukan restrukturisasi, perampingan organisasi, desentralisasi, merger, pemanfaatan IT dsb.

Struktur organisasi yang bersifat hirarkis dianggap terlalu lamban untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan. Organisasi dalam situasi yang sangat dinamis harus mampu bergerak secara cepat dan luwes. Struktur organisasi yang lebih datar/ horisontal dianggap lebih tepat untuk keadaan sekarang karena jarak antara konsumen dengan pengambil keputusan lebih dekat.

Bahkan struktur organisasi yang bersifat network dimana suatu organisasi hanya memiliki pusat yang kecil dan fungsi fungsi organisasi dilaksanakan secara outsourcing., dianggap sebagai struktur yang cocok untuk situasi ini. Tantangan lingkungan bisnis ini membuat rasa aman karyawan menjadi hilang. Tempat seseorang dalam suatu organisasi tiba-tiba bisa hilang.
Hal ini dapat menimbulkan masalah besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang tidak dapat lagi menggantungkan hidupnya pada organisasi. Tanggung jawab pengembangan karier seseorang didorong menjadi tanggung jawab individu.

Seseorang harus mencari nilai tambah bagi dirinya sendiri sehingga lebih luwes dalam mencari pekerjaan termasuk menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri (entrepreneurship). Job security yang hilang harus digantikan menjadi career security.

Paradigma Baru Pengembangan Karier

Sejalan dengan perubahan struktur organisasi maka pengembangan karier yang bersifat tradisional dianggap tidak cukup luwes untuk memunuhi kebutuhan organisasi dan karyawan pada saat ini.

Tantangan dunia bisnis menuntut pola kerja yang sifatnya lintas fungsi dan tim kerja. Seseorang yang bekerja di bidang pemasaran harus memiliki pengetahuan keuangan, sumber daya manusia, produksi atau operasi. Seseorang dapat pula mengembangkan karier ke bidang spesialis dan profesional tanpa harus melalui bidang manajerial.

Pada beberapa perusahaan imbalan yang diterima oleh seorang profesional dapat melebihi imbalan dari seorang manajer. Pilihan penting lain adalah menciptakan lapangan kerja untuk anda sendiri dan orang lain.

Nah orang-orang yang berani mangambil risiko, peka terhadap tantangan bisnis dapat memilih alternatif ini. Jadi arah pengembangan karier pada saat ini lebih variatif, bisa vertikal, horisontal, dapat juga horisontal dulu kemudian vertikal. Agar anda memiliki career security lebih aktiflah meningkatkan ketrampilan dan kompetensi, sehingga anda benar-benar menjadi sangat ahli atau memiliki keahlian yang bersifat multiskill.

Kiat-Kiat Memperoleh Career Security :

· Tetapkan sasaran karier anda, teknikal, manajerial, profesional, fungsional atau menjadi

wirausaha.
· Carilah seorang mentor yang mengetahui kekuatan dan kelemahan anda.
· Jangan membatasi karier anda hanya dalam satu bidang saja, karena akan mengurangi

fleksibilitas ruang gerak anda.
· Berpartisipasi dalam setiap kesempatan pelatihan dan pengembangan di organisasi anda,

meskipun anda tidak yakin manfaatnya untuk saat ini.
· Pendidikan S2 antara lain di bidang bisnis dapat memberikan lebih banyak pilihan dalam

meningkatkan karier, termasuk pilihan menjadi entrepreneur.
· Berkontribusilah jika anda dipilih menjadi anggota suatu proyek kerja, karena akan memperluas

kompetensi lintas fungsi dan meningkatkan kerja kelompok.
· Tingkatkan jejaring kerja anda baik didalam maupun diluar organisasi tempat anda bekerja.
· Tingkatkan ketrampilan hubungan antar manusia anda seperti komunikasi, kepemimpinan,

motivasi, negosiasi dsb.
· Perbarui ketrampilan teknikal anda termasuk pengetahuan dalam bidang IT .
· Jangan mudah berpuas diri, selalu mencoba cara kerja yang lebih baik.
· Berpegang teguh pada etika yang berjalan seiring dengan sukses karier anda.

· Jangan merasa sudah menguasai suatu bidang karena hanya tahu sedikit, hal ini akan menjadikan

anda sok tahu dan itu merupakan boomerang dalam hidup anda.

Nah mari kita siapkah diri kita untuk meningkatkan karier sesuai dengan perubahan paradigma baru organisasi dimana kita berada ?

Sabtu, 24 Februari 2007

SQL triggering

Ning sawijining dino aku coba bikin Applikasi database pakai Visual basic, dan untuk databasenya aku pake SQL server 2000. aku coba bikin aplikasi stock, ada kebingungan waktu mau design database, biangungnya gini.

Stock intinya kan masuk ===> simpan===> keluar, nahaku bingung tabelnya gimana ya, apa hanya 2 tabel atau 3 tabel. Kalau aku pake 2 tabel tabel mana yang ngga ada, sedangkan kalau 3 tabel gimana update otomatisnya ? betul ngga? maksudnya otomatis gini, saat kita melakukan event update pada tabel input maka otomatis tabel stock juga mengalami perubahan record maupun hanya quantity saja dan untuk tabel output maka tabel stock pun berlaku sama, terjadi pengurangan maupun penghilangan (penghapusan maksudnya).

lagi pusing2 nya (maklum VB ku isih cetek) ada bantuan ide dari teman2 di milist programer-vb, ide mereka gini ” Kenapa ngga pake trigger atau sp pada SQL server!!!!!”. Dasar kurang baca aku makin bingung trigger dan SP pada sql server sih apa ya.

Trigger itu perintah sql yang dieksekusi secara otomatis saat kita melakukan event pada tabel yag memiliki trigger. Nah kalau Sp atau Stored Procedure itu Syntaks SQL yang disimpan pada SQL server nah sintaksnya bisa dipanggil lewat VB.

setelah diskus sana sini akhirnya trigger pertama aku selesai dan ok.

CREATE TRIGGERS input_trigg ON dbo.input

FOR INSERT, UPDATE

AS

IF (SELECT * FROM T_stock WHERE idbarang = idbarang FROM INSERTED) is null

INSERT INTO T_Stock (idbarang, nmbarang, quantity, last_input)

SELECT * FROM INSERTED

ELSE

UPDATE T_Stock WHERE idbarang = idbarang FROM INSERTED

SET Quantity = Quanity + Quantity FROM INSERTED

Gitu caranya untuk tabel input nah untuk output sama lah cuma beda sintaks saja kok.

tak lupa makasih untuk teman - teman di milist programmer terutama buat mas ageng setiawan dan mas reza ginting.

bravo vb indonesia

Jumat, 23 Februari 2007

"Leren Sawetara" untuk Belajar "Lereh Sateruse

UNTUNGLAH secara kultural kita punya banyak momentum periodik yang memungkinkan untuk leren sawetara. Yakni, saat untuk berhenti sejenak dari hiruk-pikuk aktivitas duaniawi. Sebab, leren, ngaso, atau pause untuk beberapa saat itu bukan sekadar istirahat buat melepas lelah ataupun memulihkan diri dari kepenatan. Ia juga merupakan tahapan penting untuk menjaga irama agar segalanya menjadi sarwapatitis.
Ketika mendaki gunung yang tinggi, sebelum sampai di puncak, ada baiknya berhenti sejenak. Dari sebuah ketinggian, akan dapat dilihat jalan, tebing, ngarai, jurang, dan belantara yang telah terlewati. Dengan begitu, akan bisa dirasakan berapa bagian yang telah terlewatkan, sekaligus dapat diukur berapa lagi energi yang dibutuhkan untuk sampai di puncak tujuan. Semacam menatap yang menyilam, namun sekaligus membayang yang menjelang.
Karena itu, berhenti sesaat macam itu juga berarti menggunakan sebuah kesempatan untuk mulat sarira: mengevaluasi diri, mengetahui kekurangan dan kelemahan sebagai acuan untuk menentukan langkah berikutnya. Namun itu tak mungkin dapat dilakukan tanpa kemauan untuk membuka diri, jujur pada diri sendiri, sehingga bisa dilakukan penemuan yang autentik.
Sebaliknya, tanpa leren sawetara semacam itu, pendakian yang panjang hanya menjadi kegiatan yang menjemukan dan sarat beban. Lagi pula, tanpa sebuah jeda, satu tahapan pendakian tak pernah mendapatkan pemaknaan sehingga keberadaan tak cukup disadari untuk memberikan sumbangan berarti bagi peningkatan diri.
Dengan demikian, leren sawetara paling tidak akan memberikan kesempatan untuk menemukan irama baru, di samping memperbaiki irama yang sudah ada atau sekadar memperteguhnya jika memang dipandang sudah baik.
Tidur sebagai Jeda
Bayangkan pula jika seseorang senantiasa terjaga sepanjang siang-malam, entah bekerja entah tidak, tanpa pernah tidur. Inilah sesungguhnya jeda yang tak kalah sarat maknanya. Sebab ketika tidur, "Seolah-olah kita kembali lagi dalam keadaan dulu di rahim ibu, tanpa tahu tanpa sadar rasa 'saya hidup'. Dan tahu-tahu entah dari mana datangnya, terbitlah lagi bagaikan fajar menyingsing, kesadaran kembali. Aku bangun dan sekian jam hilang larut dalam masa lampau. Toh tidak larut hilang sama sekali dalam arti percuma, sperti piutang yang hilang dan tidak kembali atau kembali atau seperti angin lalu dan sudahlah." (Mangunwijaya, 1986:99)
Ada sesuatu yang lebih berharga daripada sekadar keuntungan bahwa tidur perlu agar badan dan pikiran beristirahat, sebagaimana setiap mesin pun harus istirahat dan diperbaiki mana yang kurang. Manusia yang tidur tanpa rasa kekhawatiran sesungguhnya manusia yang kaya akan anugerah, sebab tidur selalu merupakan sikap penyerahan total kepada hal apa pun yang dapat berbuat apa pun terhadap yang tengah terlelap.
Namun ketika tidur telah menjadi rutinitas, mekanis, maka sebagian dari fungsinya sebagai jeda sesungguhnya telah tereduksi. Apalagi ketika yang terjadi hanya tertidur. Bukan turu eling, melainkan turu lali.
Maka lantas tidur, sebagaimana makan dan minum, harus dikurangi lewat laku ngengurangi. Jika untuk makan dan minum dijawab dengan puasa, maka untuk tidur dijawab dengan cegah lek atau lek-lekan, minimal tidak sampai turu sore.
Tak mengherankan jika laku semacam itu, lebih-lebih selama bulan Sura, ada yang menyebutnya sebagai nglereni. Nglereni adalah laku tarak brata dengan menghentikan beberapa aktivitas menyenangkan tadi, dengan memekak hardaning kanepson demi memperoleh efek, entah kasekten lahiriah ataupun kekuatan batin.
Leren dan Lereh
Dalam urusan pekerjaan, jelas bahwa jeda sangat diperlukan. Roning mlinjo, menawi sampun sayah sami ngaso. Begitu bunyi wangsalan yang hingga sekarang acap terdengar.
Lebih-lebih ketika terjadi kebuntuan tanpa tanda-tanda bakal tertemukan jalan keluar. Lerem atau leren sawetara patut menjadi pilihan. Malahan kalau perlu ada inah, batas waktu untuk menunda atau membiarkan sejenak sebuah persoalan untuk tak lekas-lekas diselesaikan.
Kesannya memang menunda atau menggantung persoalan. Namun yang sesungguhnya adalah memberikan kesempatan untuk sejenak mengambil jarak dari kekalutan yang dihadapi. Dengan begitu, diharapkan setelah leren atau lerem bakal ada cahaya terang yang menjadi inspirasi untuk mencari jalan keluar.
Tanpa jeda, memang segala yang semula memilik titik artikulasi akan kehilangan tekanan, arti, dan daya tarik lantaran terjebak sebagai rutinitas belaka. Keterus-menerusan yang tanpa leren hanya akan berbuah pada rasa menjemukan, jika tidak malah berujung keputusasaan.
Karena itu, buat mereka yang gemar bersuara lantang dengan kritikan, tidaklah bijak jika berteriak terus-menerus tanpa jeda. Ada saatnya untuk leren sawetara. Tidak hanya untuk memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk menjawab kritikan, namun juga untuk memberikan arti bahwa yang dilancarkan itu bukanlah suara mesin yang terus bergemuruh namun tanpa jiwa.
Demikian berartinya leren sawetara sehingga penting pula sebagai latihan atau uji coba buat mereka yang kelak secara niscaya akan betul-betul leren dan tergantikan. Dengan begitu, jika kelak benar-benar leren tidak lagi owel, tapi bisa ikhlas dan legawa.
Sebab, betapa tak sedikit mereka yang menjadi lupa untuk leren. Yang fasih berucap lereh keprabon madeg kapandhitan dan sebenarnya suda lalu mangsa pun ternyata tak sanggup untuk mengekang nafsu berkuasa, sehingga enggan untuk benar-benar leren. Akibatnya justru menjadi gonyak-ganyuk nglelingsemi karena sekadar jadi tuwa tuwas.
Karena itu, ketika setiap hari atmosfer kita selalu diselubungi suasana serbapanas, tidaklah keliru jika kemudian banyak yang memilih kungkum saat pergantian tahun. Ketika setiap hari kebisingan telah akrab di telinga, tak ada salahnya untuk sejenak menyelam di keheningan puncak gunung atau tempuran kali. Itu juga jeda. Itu juuga bisa menjadi sarana untuk nglereni.
Ya, untunglah secara periodik kita memiliki waktu yang secara bersama-sama bisa ditempatkan sebagai saat yang untuk membangun jeda, untuk leren sawetara dan sejenak mengambil jarak.

(Sucipto Hadi Purnomo/35 - SM 27/01)

Mengeluh

ini ada artikel bagus yang ada di e-mail saya dari teman

Sebuah kata sederhana yang mungkin jarang kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari, tetapi seringkali kita praktekkan langsung
baik secara sadar maupun tidak sadar. Beberapa waktu lalu saya
berkumpul dengan teman-teman lama saya. Seperti biasanya kami
membicarakan mengenai pekerjaan, pasangan hidup, masa lalu, dan
berbagai macam hal lainnya.

Setelah pulang saya baru tersadar, bahwa kami satu sama lain saling
berlomba untuk memamerkan keluhan kami masing-masing seolah-olah
siapa yang paling banyak mengeluh dialah yang paling hebat.

"Bos gue kelewatan masa udah jam 6 gue masih disuruh lembur,
sekalian aja suruh gue nginep di kantor!", "Kerjaan gue ditambahin
melulu tiap hari, padahal itu kan bukan "job-des" gue",
"Anak buah gue memang bego, disuruh apa-apa salah melulu".

Kita semua melakukan hal tersebut setiap saat tanpa menyadarinya.
Tahukah Anda semakin sering kita mengeluh, maka semakin sering pula
kita mengalami hal tersebut. Sebagai contohnya, salah satu teman
baik saya selalu mengeluh mengenai pekerjaan dia. Sudah beberapa
kali dia pindah kerja dan setiap kali dia bekerja di tempat yang baru,
dia selalu mengeluhkan mengenai atasan atau rekan-rekan sekerjanya.
Sebelum dia pindah ke pekerjaan berikutnya dia selalu ribut dengan
atasan atau rekan sekerjanya. Seperti yang bisa kita lihat bahwa
terbentuk suatu pola tertentu yang sudah dapat diprediksi, dia akan
selalu pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan berikutnya sampai
dia belajar untuk tidak mengeluh.

Mengeluh adalah hal yang sangat mudah dilakukan dan bagi beberapa
orang hal ini menjadi suatu kebiasaan dan parahnya lagi mengeluh
menjadi suatu kebanggaan. Bila Anda memiliki dua orang teman, yang
pertama selalu berpikiran positif dan yang kedua selalu mengeluh,
Anda akan lebih senang berhubungan dengan yang mana? Menjadi seorang
yang pengeluh mungkin bisa mendapatkan simpati dari teman kita,
tetapi tidak akan membuat kita memiliki lebih banyak teman dan tidak
akan menyelesaikan masalah kita, bahkan bisa membuat kita kehilangan
teman-teman kita.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kita mengeluh? Kita mengeluh
karena kita kecewa bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan
harapan kita. Bagaimana kita mengatasi hal ini. Caranya sebenarnya
gampang-gampang susah, kita hanya perlu bersyukur.

Saya percaya bahwa di balik semua hal yang kita keluhkan PASTI ADA
hal yang dapat kita syukuri. Sebagai ilustrasi, Anda mengeluh
dengan pekerjaan Anda.
Tahukah Anda berapa banyak jumlah pengangguran yang ada di Indonesia ?
Sekarang ini hampir 60% orang pada usia kerja produktif tidak
bekerja, jadi bersyukurlah Anda masih memiliki pekerjaan dan
penghasilan. Atau Anda mengeluh karena disuruh lembur atau disuruh
melakukan kerja ekstra. Tahukah Anda bahwa sebenarnya atasan Anda
percaya kepada kemampuan Anda? Kalau Anda tidak mampu tidak mungkin
atasan Anda menyuruh Anda lembur atau memberikan pekerjaan tambahan.
Bersyukurlah karena Anda telah diberikan kepercayaan oleh atasan Anda,
mungkin dengan Anda lebih rajin siapa tahu Anda bisa mendapatkan
promosi lebih cepat dari yang Anda harapkan.

Bersyukurlah lebih banyak dan percayalah hidup Anda akan lebih mudah
dan keberuntungan senantiasa selalu bersama Anda, karena Anda dapat
melihat hal-hal yang selama ini mungkin luput dari pandangan Anda
karena Anda terlalu sibuk mengeluh.

Try it now:

1. Bersyukurlah setiap hari setidaknya satu kali sehari.
Bersyukurlah atas pekerjaan Anda, kesehatan Anda, keluarga Anda atau
apapun yang dapat Anda syukuri. Ambilah waktu selama 10-30 detik saja
untuk bersyukur kemudian lanjutkan kembali kegiatan Anda.
2. Jangan mengeluh bila Anda menghadapi kesulitan tetapi lakukanlah
hal berikut ini. Tutuplah mata Anda, tarik nafas panjang, tahan
sebentar dan kemudian hembuskan pelan-pelan dari mulut Anda,
buka mata Anda, tersenyumlah dan pikirkanlah bahwa suatu saat nanti
Anda akan bersyukur atas semua yang terjadi pada saat ini.
3. Biasakan diri untuk tidak ikut-ikutan mengeluh bila Anda sedang
bersama teman-teman yang sedang mengeluh dan beri tanggapan yang
positif atau tidak sama sekali. Selalu berpikir positif dan
lihatlah perubahan dalam hidup Anda.

"Semakin banyak Anda bersyukur kepada Tuhan atas apa yang Anda miliki,
maka semakin banyak hal yang akan Anda miliki untuk disyukuri."
--ZigZiglar- -

Pemimpin

Pemimpin…….suatu kalimat yang dapat diartikan sebagai seseorang yang memiliki kekuasaan untuk melakukan control terhadap apa yang dipimpinnya.

Apa jadinya kalau pemimpin terlalu pintar untuk memanfaatkan apa yang dipimpinnya ?

Apa hayooo… ya paling tidak seperti yang terjadi di suatu negara antahbrantah, para pemimpinnya pintar – pintar (cari duitnya) tapi juga rakus. Mungkin merekalah yang pantas digolongkan sebagai omnivore ( memakai segala cara yang penting dompet tebal).

Ya bias dilihat sewaktu Negara antahbrantah itu mengalami musibah banjir yang melanda kota raja. Sang pemimpin berkomentar yang isinya menyerah pada alam, mereka sudah melupakan janji mereka saat promosi sebagai adipati “kota raja tidak akan pernah banjir dikala saya yang mimpin “ mungkin itu kata adipati mbelgedes yang waktu itu masih jadi kandidat. Ya gimana kota raja nggak banjir coba ?..bukannya tanam pohon malah ngrubuhin pohon diganti nanam beton. Eladalah piye to, lah kalau sudah terjadi banjir siapa mau tanggung jawab disamping itu rakyatnya juga degel banget, disuruh jangan bikin rumah di pinggir kali yo bandel, tapi salah siapapun yang ngrasain juga rakyat to, yang sengsara juga rakyat to, pimpinan sih tinggal lari nangkrik di kamar hotel yang lux, nasibe dadi wong cilik yoo ngene nduk..nduk. sing nrimo. Memang istilah hadapi semua masalah dengan senyum itu benar biar kita yang mengalami masalah ngga stress terus tul nggak? Tapi hati – hati gara – gara memiliki filsafat itu adipati mukamenceng ngomong dengan se-enaknya “ Banjir memang musibah , tapi jangan dibesar – besarkan gitu, lah wong mereka esih podo ngguyu kok “ walah dasara adipati kutukupret, moso enggane nangis terus – terusan ya malah tambah banjir. Seharusnya negeri antahbrantah itu adem ayem gemah ripah loh jinawi, tapi gara – gara ulah beberapa kutukupret yang menyepelekan alam ya rakyat to sing merasakan.

Emang ada pemimpin yang bias mengendalikan banjir ? ada nggak, memang ngga ada kalau sudah terjadi, tapi kan ada cara yang dapat mencegah terjadinya banjir. Gimana ngga banjir resapan air ditutup, taman kota diganti taman beton, yaaah ngalamat deh.

Ada cerita dari tanah padang pasir, bukan tanah kusir loh. Malik bin Dinar berkata : “ Ketika Umar bin Abdul aziz diangkat menjadi khalifah, para penggembala kambing dipuncak gunung berkata : “Siapakah yang shaleh yang sedang memerintah manusia sekarang ini ?” Lalu orang – orang yang tinggal atau berasal dari kota bertanya :” Mengapa kalian bertanya dan ingin mengetahui semua itu ? “ Lalu para penggembala kambing itu pun berkata : “ sesungguhmya apabila pemerintahan dipegang oleh seorang khalifah yang shaleh, niscaya serigala dan singa tidak akan menggangu kambing – kambing gembalaan kami lagi”.

Musa bin Ayan berkata :” Pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Abdul Aziz, kami menggembalakan kambing bersama serigala pada satu tempat, demi Allah”. Pada suatu malam, serigala menyerang seekor kambing, dan siempunya kambing berkata : “ Dengan peristiwa ini, kami memperkirakan bahwa laki – laki shaleh itu (Khalifah) telah wafat.” Hammad berkata : “ Orang ini dan yang lainnya hanya mengira – ira saja, tapi esok harinya ternyata memang benar bahwa beliau (khalifah Umar bin abdul aziz ) telah wafat pada malam itu ”. Hasan al Qashar berkata :” Aku bekerja sebagai pemerah susu kambing pada pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Pada suatu ketika aku melewati seorang pengembala, sedangkan ditengah gerombolan kambingnya terdapat tiga pukuh ekor serigala, meskipun sebelumnya aku mengira itu semua adalah anjing penjaga. Aku bertanya : “ Wahai sodaraku pengembala, untuk apakah anjing penjaga sebanyak itu ?” Dia menjawab : “ Wahai sodaraku pemerha susu, ini bukanlah kawanan anjing penjaga melainkan kawanan serigala “. Aku berkata :” Subhanallah, apakah serigala – serigala itu tidak membahayakan kambing – kambing mu?” Dia menjawah : “ Wahai sodaraku, apabila kepada sudah sehat, maka badan tidak akan rusak”.

Apa yang bias diambil dari cerita itu, coba telaah dan pikirkanlah.

(sumber : mimbar jum’at rubrik keluarga )

Kamis, 22 Februari 2007

Islam yang kaffah

BY : M. Tasar Karimuddin

Allah S. W. T berfirman:
Artinya: Wahai orang- orang yang beriman, masuklah kamu semua dalam islam secara keseluruhan/ kaffah. janganlah kamu semua mengikuti langkah- langkah syetan sebab sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang jelas bagimu semua.
( Surat- Albaqarah, 208 )

Ayat diatas mengingatkan kita untuk berhati- hati dalam hidup ini, walaupun kita sudah islam semenjak lahir, belum tentu kita tau secara keseluruhan tentang agama islam. Seorang muslim yang beriman sudah tentu tau dan mau untuk mempelajari hukum- hukum islam secara kaffah, tapi sayangnya muslim sekarang hanyalah islam bawaan.

Islam sekarang ini menjadi penyelidikan dikalangan para non muslim, dimana mereka mencari kelemahan seorang muslim tatkala ditemukan, maka mulailah ia measukkan ideologi agamanya. Maka janganlah heran jika kebanyakan ummat islam berpindah arus pedoman hidup, ini disebabkan kurangnya pengetahuan ilmu agama yang ia miliki.

Masalah yag lebih menrik lagi, adanya para cendekiawan muslim yang menyalah gunakan hukum rabbi dan hadits nabi. Mereka menggunakan hukum sesuai dengan pemikirannya sendiri tampa dalil yang kuat, bahkan menolak pendapat yang lain. Ada juga yang menggunkan hukum tersebut sebagai pelampiasan nafsunya, maka jangan heran jika yang halal menjadi haram, sedangkan haram berubah halal.

Untuk mencegah hal ini tidak terus berlanjut, perlunya kita menanamkan pada tiap generasi islam ilmu pengetahuan agama yang kuat. Jadikan generasi islam sebagai generasi yang kaffah dalam agama, tapi juga maju dalam hal dunia.

Allahu ‘alam

Selasa, 20 Februari 2007

Kawruh beja sawetah

Nyawang Karep

Tiyang punika sami, langgeng. Raosipun gek bungah, gek susah, gek bungah, gek susah, punika sami, langgeng. Yen mangertos, yen tiyang punika raosipun gek bungah, gek susah, gek bungah, gek susah, sami langgeng, tiyang lajeng luwar saking naraka meri, pambegan, getun, sumelang, ingkang murugaken dhateng tiyang lajeng prihatin, cilaka, lan lajeng manjing swarga tentrem, tatag, ingkang murugaken dhateng tiyang seneng, beja.

Yen sampun gadhah raos seneng, beja kados makaten, tiyang lajeng saged nuturi awakipun piyambak, yen kaleres gadhah karep punapa-punapa. Mangka saben karep mesthi ajrih yen boten kalampahan. Inggih karep punika wau lajeng dipun tuturi, "Lo, karep kuwi nek kalakon, ya ora beja ora apa, ya mung bungah sadhela, mengko ya banjur susah maneh. Lan kuwi nek ora kalakon, ya ora cilaka ora apa, ya mung susah sadhela, mengko ya banjur bungah maneh."

Mila karep punika lajeng dipun tantang: "Wis, karep, kowe ngaya-ayaa golek bungah sajege - nek bisa, lan nyeri-nyeria nampik susah sajege - nek bisa, wis kowe ora nguwatiri." Yen tiyang sampun saged nuturi karepipun piyambak kados makaten, lajeng sirna raos prihatin. Yen sampun sirna raos prihatin, lajeng thukul ingkang tukang nyawang karepipun piyambak, ingkang tukang ngertos karepipun piyambak.


Wiji Weruh

Ingkang tukang nyawang karepipun piyambak punika raos aku, raos ana. Tiyang punika rak kraos aku, lan tiyang kok boten kraos aku, punika boten saged. Saben kraos aku punika mesthi kraos ana; lan kraos aku, kok kraos ora ana, punika boten saged.

Ingkang tukang nyawang punika langgeng, jalaran punika barang asal. Barang asal punika boten wonten asalipun ingkang dipun damel, nanging malah dados asal. Inggih punika asaling raos aku bungah, aku susah.

Ingkang tukang nyawang punika langgeng nyawang karepipun piyambak, ingkang wategipun langgeng gek mulur, gek mungkret, gek mulur, gek mungkret lan raosipun langgeng gek bungah, gek susah, gek bungah, gek susah. Raosing langgeng nyawang karepipun piyambak punika langgeng seneng, langgeng beja. Nalika ingkang tukang nyawang dereng thukul, tiyang punika kraos "aku karep, aku bungah, aku susah."

Nalika ingkang tukang nyawang dereng thukul, punika taksih dados wiji weruh, inggih punika ingkang meruhi samobah mosiking manungsa lan dereng thukul raos seneng, raos beja. Wujudipun ingkang tukang nyawang, nalika dereng thukul lan taksih dados wiji weruh. Upami tiyang kebelet ngising, punika nglebeting tiyang rak wonten ingkang weruh, ingkang ngertos: "Lo, iki kebelet ngising ki katara yakyakan golek kakus ki."

Ingkang ngertos yen kebelet ngising punika rak boten tumut kebelet ngising boten punapa, nanging namung ngertos yen kebelet ngising. Inggih punika ingkang tukang nyawang nalika dereng thukul lan taksih dados wiji weruh. Wujudipun ingkang langkung terang, nalika ingkang tukang nyawang dereng thukul lan taksih dados wiji weruh.

Upami tiyang nedha lombok lan kraos kepedhesen, punika nglebeting tiyang rak wonten ingkang weruh, ingkang ngertos: "Lo, iki kepedhesen ki, katara megap-megap golek ngombe ki." Ingkang ngertos yen kepedhesen punika rak boten tumut kepedhesen boten punapa, nanging namung ngertos yen kepedhesen. Inggih punika ingkang tukang nyawang, nalika dereng thukul lan taksih dados wiji weruh.

Wujudipun ingkang langkung caket sanget, nalika ingkang tukang nyawang dereng thukul lan taksih dados wiji weruh. Upami tiyang kawirangan punika nglebeting tiyang rak wonten ingkang weruh, ingkang ngertos: "Lo, iki kawirangan ki katara nyrengingis lan ora wani metu saka ngomeh ki." Ingkang ngertos yen kawirangan punika rak boten tumut kawirangan boten punapa, nanging namung ngertos yen kawirangan, lan inggih punika ingkang tukang nyawang, nalika dereng thukul lan taksih dados wiji weruh.

Nalika ingkang tukang nyawang dereng thukul lan taksih dados wiji weruh, tiyang punika kraos: "Karep ki aku, jing bungah aku, jing susah aku, jing kawirangan aku, jing kepedhesen aku, jing kebelet ngising aku." Yen tukang ingkang nyawang sampun thukul, lajeng raos prihatin sirna lan tiyang lajeng kraos: "Karep ki dudu aku." Yen sampun kraos: "Karep ki dudu aku," tiyang inggih lajeng kraos: "Jing bungah dudu aku, jing susah dudu aku," lan kados makaten inggih lajeng kraos: "Jing kawirangan dudu aku, jing kepedhesen dudu aku, jing kebelet ngising dudu aku."


Beja

Mila tiyang lajeng kraos: "Aku nyawang karep, aku seneng, aku beja." Yen sampun gadhah raos "aku nyawang karep, aku seneng, aku beja" kados makaten tiyang lajeng nyawang karepipun piyambak, lelampahanipun piyambak punika kraos "kuwi dudu aku," sami kaliyan nyawang jagat saisinipun lan lelampahan sadaya, tiyang inggih kraos "kuwi dudu aku". Aku punika raosipun beja, tur beja langgeng.

Mila tiyang wonten ing pundi mawon, inggih beja, lan benjing punapa mawon, inggih beja lan kados punapa mawon, inggih beja. Inggih punika kawruh ingkang murugaken beja.

Tips Sehat Berhadapan dengan Monitor TV atau Komputer


Saat nonton TV:

- Menontonlah dalam ruangan yang cukup terang.
- Kurangi terang layar TV.
- Jaga jarak dari layar TV.
- Gunakan remote control untuk ganti channel.
- Hindari menonton TV dalam jangka waktu yang lama.


Saat main video game:

- Duduk paling tidak 2 langkah dari layar dalam ruangan yang cukup terang.
- Kurangi terang layar TV.
- Jangan biarkan anak-anak bermain game kalau mereka sedang lelah.
- Sekali-sekali istirahat dan sesekali buang pandangan ke tempat lain selain layar TV.
- Matikan game jika merasa ada yang aneh pada pandangan atau kepala.


Saat di depan monitor komputer:

- Gunakan monitor berlayar datar.
- Gunakan pelindung cahaya untuk monitor.
- Gunakan kacamata khusus komputer untuk mengurangi radiasi dari layar.
- Sekali-sekali istirahat dari tugas-tugas yang menggunakan komputer.